Festival Kupatan Perdana di Kadilangu Meriahkan Tradisi Syawal

  • Bagikan
Screenshot
banner 468x60

Pati – Ratusan warga Kadilangu, Trangkil, Pati, memadati Masjid Jami’ setempat untuk memeriahkan Festival Kupatan 1446 H. Acara yang digelar perdana ini menjadi ajang pelestarian budaya dengan kemasan unik dan filosofi mendalam.

Suasana syahdu sekaligus meriah tercipta saat warga Kadilangu bersama-sama menghidupkan tradisi Lebaran Ketupat. Sebanyak 11 gunungan ketupat-lepet diarak keliling desa, mengukuhkan Kadilangu sebagai desa budaya. Masjid peninggalan Sunan Kalijaga pun menjadi pusat kegiatan, menegaskan identitas daerah ini sebagai salah satu pusat warisan Islam Jawa.

Screenshot

Festival ini digelar untuk melestarikan tradisi turun-temurun. Filosofi kupat, yang berarti ngaku lepat (mengakui kesalahan), menjadi pesan utama agar masyarakat saling memaafkan di bulan Syawal.

Selain kirab gunungan, acara diisi dengan tahfiz Al-Qur’an, makan bersama, dan reuni alumni pesantren. Pemerintah desa berkomitmen menjadikan festival ini sebagai agenda tahunan yang ikonik.

Tak hanya memikat dengan ragam kuliner tradisional, Festival Kupatan Kadilangu juga memperkuat jati diri sebagai desa warisan Sunan Kalijaga, menyuguhkan harmoni antara budaya, religi, dan kearifan lokal.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *