Pati, 21 April 2025 – Bertempat di Pendopo Kabupaten Pati, Bupati Pati, Sudewo, menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) se-Eks Karesidenan Pati pada Senin (21/4). Acara ini dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, jajaran Forkopimda Provinsi Jawa Tengah, Bupati serta Forkopimda se-Eks Karesidenan Pati (Pati, Rembang, Blora, Kudus, dan Jepara), serta Sekretaris Daerah Kabupaten Pati.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sudewo menyampaikan sejumlah persoalan krusial yang dihadapi Kabupaten Pati, terutama terkait infrastruktur dan pelayanan kesehatan.
Sudewo menekankan bahwa kondisi jalan di berbagai wilayah Kabupaten Pati dalam keadaan rusak parah dan memerlukan penanganan segera. Khusus untuk jalan provinsi, ia meminta perbaikan cepat pada ruas Kayen-Sukolilo hingga perbatasan kabupaten. Selain itu, ia juga mengusulkan pelebaran jalan Pati-Tayu yang dinilai terlalu padat.
“Kalau khusus jalan provinsi, yang perlu penanganan segera adalah ruas Kayen, Sukolilo, sampai perbatasan Kabupaten Pati karena kondisinya rusak. Sementara jalan Pati-Tayu cukup bagus, tetapi karena volume kendaraannya tinggi, perlu diperlebar,” tegas Sudewo.
Selain infrastruktur jalan, ia juga menyoroti masalah irigasi dan jaringan air yang mengalami pendangkalan serta sedimentasi berat akibat kurangnya perawatan. Sudewo berencana berkoordinasi dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah untuk mengajukan revitalisasi jaringan irigasi, baik yang menjadi kewenangan provinsi maupun kabupaten.
Di sektor kesehatan, Sudewo mengungkapkan kondisi Rumah Sakit RAA Soewondo Pati yang dinilai tidak optimal. Sebagai rumah sakit rujukan tipe B, RS tersebut mengalami keterbatasan sumber daya manusia, kualitas pelayanan, serta sarana dan prasarana.
“Rumah sakit tipe B seharusnya bisa menghasilkan minimal Rp 225 miliar per tahun, tapi RS RAA Soewondo hanya mencapai Rp 120 miliar. Ada selisih Rp 100 miliar setiap tahunnya. Kerusakan yang tidak segera ditangani membuat kondisinya semakin parah,” jelasnya.
Ia berharap adanya dukungan langsung dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menangani persoalan ini secara sistematis dan berkelanjutan.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur akan menjadi prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025, mencakup sektor pertanian, jalan, pendidikan, kesehatan, dan SDM.
“Tahun 2025 kita fokus pada infrastruktur pertanian, jalan, sekolah, kesehatan, dan SDM. Lompatan besar akan kita lakukan pada 2026 untuk swasembada pangan. Target Jawa Tengah adalah 11 juta ton, dan kita optimis bisa mencapainya,” ujar Gubernur.
Ia juga menekankan pentingnya revitalisasi saluran irigasi dan pengendalian alih fungsi lahan agar program ketahanan pangan berjalan lancar.
Dengan adanya Musrenbangwil ini, diharapkan seluruh permasalahan di Eks Karesidenan Pati dapat ditangani secara terintegrasi untuk mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkelanjutan.